Senin, 09 April 2012

Proses Terjadinya PETIR dan antisipasinya

Disaat cuaca mendung atau ketika hujan turun, terkadang kita melihat garis yang bercahaya besar di udara yang disertai dengan suara gemuruh (gledek/gludug). Itulah yang kita kenal sebagai petir. 

Petir adalah hasil pelepasan muatan listrik dari awan, yang begitu besar sehingga menimbulkan rentetan cahaya yang terang dan juga suara menggelegar yang cukup keras yang biasa disebut sebagai Guntur, Gludug, Halilintar,Gledek, . Petir memiliki kekuatan yang sangat besar yang dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia dan menghancurkan pohon.

Sambaran petir sangat cepat, yaitu sekitar 150.000 km/detik sehingga tidak memungkinkan bagi manusia untuk menghindarinya. Muatan listrik yang ada dalam petir sangat besar, yaitu mencapai 1.000.000 volt/meter. Dengan muatan sebesar ini tentunya bukan hal yang baik jika ia menyambar mahluk hidup di bumi. Manusia akan terpental dan akan mati seketika dengan tubuh terbakar jika terkena sambaran petir. Jika sambarannya mengenai bangunan, maka bangunan tersebut akan mengalami kerusakan dan kemungkinan besar perangkat elektronik yang ada di dalam bangunan tersebut akan rusak
Penangkal petir ditemukan oleh Benyamin Franklin sekitar tahun 1752.  Penemuannya itu diilhami dari hasil percobaan Stephen Gray yang menyatakan bahwa listrik dapat mengalir melalui tali basah. 

Prinsip kerjanya ialah induksi listrik. Penangkal petir terbuat dari kawat besi atau tembaga yang ujungnya dibuat runcing dan ujung lalinnya dihubungkan kebumi. Jika awan bermuatan listrik mendekati gedung maka ujung runcing penangkal petir akan terinduksi. Akibatnya ,bumi akan menetralkan awan itu dengan muatannya melalui kawat penangkal petir.jika awan bermuatan listrik positif maka elektro dari bumi akan mengalir kea wan melalui kawat pengkal. Jika awan bwrmuatan listrik negative maka electron dari awan akan mengalir kebumi melalui kawat penangkal. Jadi terhindarlah kita dari sambaran petir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar